26/01/18

Silat khas dari daerah Pengasinan Sawangan Depok & penyebarannya

PENCAK SILAT JALAN ENAM DARI PENGASINAN

Silat ini merupakan silat khas dari daerah Pengasinan, Sawangan, Depok..penyebaran aliran ini banyak di daerah selatan jakarta sampai pada daerah Parung dan Cirendeu....

Silat ini berkembang pada komunitas Betawi Ora...komunitas Betawi yg domisilinya di pinggiran kota Jakarta...Ada keunikan pada masyarakat betawi Ora ini, karena budayanya yg dipengaruhi oleh tiga kultur yaitu Betawi, Sunda dan Jawa..Kenapa disebut sebagai Betawi Ora, karena ketika mereka bermuhibah ke Batavia/Jakarta, ketika diajak ngobrol oleh orang2 dari komunitas Betawi Tengah, mereka menyebut kata "tidak" dgn kata "ora" seperti pada bahasa Jawa...sedangkan orang2 Betawi Tengah pada umumnya menyebut kata tersebut dgn "enggak" atau "kaga"...beberapa kosa kata Bahasa Sunda pun masuk ke dalam kosa kata Betawi Ora...

Dari dulu orang2 dari Pengasinan ini di daerah Paseban/Salemba terkenal sebagai jago silat dan biasanya berprofesi sebagai tukang buah keliling...

Kembali ke masalah silat...Silat Pengasinan ini menurut versi perguruan pusat MS Jalan Enam Pengasinan yg berkedudukan di kampung Pengasinan, Sawangan, adalah: Silat ini diciptakan oleh dua serangkai Mbah Misar/ Uwak Misar dan Mbah/ Uwak Siban...nah yg berkembang di kampung Pengasinan ini adalah silat versi dari Mbah Misar...sampai sekarang pun keturunannya masih mendiami kawasan tersebut, persis di sebelah/di area makam Mbah Misar dan Padepokan Pusat...Nah kalo dari jalur Mbah Siban, sekarang ini menjadi Silat Pahaman Baba Nasan di Pondok Labu...Saat ini keturunan dari Mbah Misar setau sy masih menjabat sebagai ketua Umum aliran ini/ Pengasinan Sawangan jalur Mbah Misar yaitu Bapak Agus Salim..

Pada perkembangannya juga ada aliran Pengasinan yang disebut dengan Silat Pengasinan aliran Kebon Kopi...nah setau saya mereka mempunyai versi sejarahnya sendiri..tapi tetap berkaitan dengan sosok Mbah Misar dan Mbah Siban....

Mbah Misar ini menurut cerita berguru kepada banyak guru, termasuk pernah berguru Silat Cikalong, Silat Cimande dan beberapa aliran lain, bahkan beliau pernah berguru pada seorang guru di Ujung Genteng Sukabumi...

Keunikan dari Silat Pengasinan ini adalah adanya perbedaan teknik pengembangan dari tiap2 guru meskipun masih satu perguruan...Jadi meskipun jurus dasarnya sama tapi tetap ada perbedaan dalam cara memainkannya, dan juga ada perbedaan dalam beberapa jurus lanjutannya...Tiap2 guru punya ciri khas tersendiri...Makanya terkadang jika dilihat oleh orang awam ketika ada beberapa grup silat aliran ini berkumpul maka seolah2 beda2 jurusnya..padahal yg dimainkannya sih jurus yg itu2 juga..inilah keunikannya, oleh karena itu terkadang penafsiran dan interpretasi terhadap jurusnya pun beda2 pada tiap guru...Keunikan lainnya adalah tiap2 guru punya spesialisasi tersendiri..ada guru yg spesialisasi maen toya, ada yg tidak mahir maen toya tetapi mahir sekali dalam bermain golok...Makanya jangan heran jika beberapa grup latihan silat Aliran ini memiliki cara bermain yg beda terhadap jurus dan konsep yg sama...

Ciri khas Silat ini ada pada konsep Jalan Enam yg mana itu merupakan konsep untuk menjalankan jurus, bertahan dan menyerang...Bagaimana konsep Jalan Enam itu? jadi pada dasarnya tubuh kita itu dibagi menjadi tiga area: bawah-tengah-atas..nah tiga area itu akan dibagi lagi menjadi dua kiri dan kanan atau luar dan dalam...akhirnya semuanya berjumlah enam area...Konsep lainnya adalah Empat Pancer, dimana pergerakan dalam memainkan jurus dan juga dalam pembelaan diri akan bergerak ke empat arah yg dimulai dari suatu titik dan berakhir pada titik yg sama...dari berbagai macam jurus pada akhirnya akan menjadi satu bentuk formless yg bertumpu pada satu titik...Konsep lainnya adalah Jaga Pukul, dilarang menterang duluan, namun jika diserang harus segera mungkin membalas serangan dengan serangan beruntun dan bertubi2, tangan yg digunakan untuk menangkis harus juga digunakan untuk menyerang....Ciri khas lainnya adalah permainan rapat dgn kombinasi tangkapan dan traping hand yg biasa disebut sebagai Kotek Sambutan.

MS Jalan Enam

MS Jalan Enam Pengasinan sebuah perguruan pencak silat (seni bela diri betawie) yang berpusat di daerah Pengasinan, Sawangan-Depok. Perguruan MS Jalan Enam Pengasinan sendiri diambil dari nama Guru Besar Kong Misar & Kong Siban (MS). Awalnya MS Jalan Enam Pengasinan bernama ‘MS Jurus Enam’ dan kini berganti menjadi MS Jalan Enam Pengasinan.

Di pergurun ini sangatlah menarik karena pembelajaran yang tak kunjung ada habisnya. Semua penjurus dari perguruan manapun kami terima degan lapang. tujuan mempelajari pencak silat ini pada umumnya hanyalah untuk menjaga diri sendiri dari sekawanan atau perorangan yang ingin berniat tidak baik kepada kita.. namun itu hanya sebagian kecil manfaat nya.. masih banyak manfaat lain yang dapat kita dapatkan dalam mempelajari ilmu bela diri  MS JALAN ENAM ini.

Adapun manfaatnya :

 1. Silat sebagai Olahraga

Sebagai salah satu cabang olahraga pada umumnya dan beladiri khususnya, beladiri silat merupakan rangkaian dari gerakan-gerakan badan menurut sistem dan metoda tertentu.

Telah kita ketahui bersama olahraga adalah salah satu cara terbaik untuk memelihara kesehatan jasmani. Silat sebagai salah satu alat berolahraga pun memiliki cara-cara khusus dalam membina kesehatan jasmani. Dengan melakukan teknik tertentu, selain gerakan pemanasan pada umumnya yang ada pada tiap cabang olahraga, silat melatih otot-otot. Demikian pula dengan cara tertentu, silat melatihmu menjadi lebih peka pendengaran dan lebih awas penglihatan, bila dibanding dengan cabang olah raga lain. Selanjutnya, dengan gerakan dan teknik-teknik tertentu pula kamu bisa melatih otot-otot leher serta persendiran tubuh.

Untuk menguatkan alat-alat dalam tubuh kita, termasuk bagaimana cara menambah kesehatan jantung dan paru-paru, kamu akan dilatih pernapasan. Jadi, khusus bagi alat-alat tubuh kita bagian dalam, bukan hanya gerakan tubuh yang menguatkannya, melainkan (dan terutama sekali) latihan bernapas khusus yang baik. Tentu saja hal ini dilatih secara bertahap, tetapi semakin meningkat. Dalam silat ada tahap-tahap tertentu, di mana diajarkan hal-hal yang berhubungan dengan pernapasan tersebut.

Pengertian tentang latihan-latihan yang dapat menguatkan otot-otot, janganlah diarti kan sebagai latihan untuk membesarkan otot. Otot yang kuat tidaklah berarti sama dengan otot yang besar, atau sebaliknya, otot yang besar belum bisa diartikan otot yang mengandung tenaga besar dan kuat. Teknik-teknik tertentu di dalam beladiri silat yang melatih kecepatan dan kelincahan tubuh, jarang sekali membuat otot seseorang menjadi bertonjolan. Bahkan, makin sempurna dan tinggi teknik silat seseorang (termasuk ilmu pernapasan nya), makin sulit orang awam menebaknya sebagai seorang yang ber “isi”. Selain itu, makin sulit pula orang mengira kita menguasai beladiri. Mengapa demikian?! Justru karena otot-otot kita yang tidak tampak menonjol !

Oleh sebab itu, diharapkan kalian terutama remaja putri tidak apriori, bahwa kalau kita belajar silat kelak jadi “kayak cowok”. Contoh remaja putri yang menguasai beladiri silat tapi tak tampak dari luar itu, ialah Anne Rufaidah, gadis Bandung yang pernah menyandang gelar Puteri Remaja Indonesia 1980. Ia salah seorang gadis remaja (waktu itu) yang diam-diam memiliki “kekuatan terpendam”. Dan banyak lagi remaja putri seperti Anne yang tidak berotot layaknya binaragawan. Ia justru nampak halus dan luwes sebagai gadis remaja biasa.

“Akh, buat apa capek-capek!” mungkin demikian pula komentar kalianm, akan tetapi soal capek kiranya apa saja yang menjadi pekerjaan kita yang dilakukan dengan sungguh-sungguh akan menyebabkan kita capek secara fisik, namun tidak secara psikhis. Mengingat tujuannya yang baik, apalagi bila dilakukan dengan gembira, soal capek dapat diatasi dan boleh diabaikan.

2. Silat sebagai Seni Beladiri Yang Bermutu

Pengertian seni beladiri di sini jangan diasosiasikan dengan seni tari. Walau pun antara keduanya ada persamaan, yakni sama-sama mengandung unsur keindahan gerak dari seluruh tubuh yang harmonis. Kesenian itu menggugah kehalusan dan kepekaan jiwa seseorang. Lalu di manakah letak seninya Silat? Dalam silat yang nyeni bukan saja karena segi miripnya kepada Tarian (dengan adanya kembangan), akan tetapi dilihat dari segi harmonisnya gerakan-gerakan silat itu sendiri. Keselarasan gerakan tubuh dan anggota tubuh pesilat yang menyentuh hati si penonton, menimbulkan rasa kagum orang yang memandang.

Hal ini dapat dilihat para rangkaian gerak yang disebut dengan JURUS dalam Pencak Silat dan Karate (Kata). Jadi, bukan saja keluwesan geraknya yang dianggap “nyeni”, melainkan juga saat pesilat mengerahkan tenaganya, saat ia menampilkan kelincahan dan kegesitannya. Bagaimana ia menyesuaikan irama gerakan-gerakannya, seperti : bagaimana ia memperlambat gerakan-gerakannya pada saat ia melakukan “sikap-sikap” tertentu, bagaimana ia mempercepat gerakan-gerakannya waktu ia menyerang dengan tangan dan kakinya, serta bagaimana pula ia memperagakan gerakan- gerakan menghindar dengan lincah dan ringan.

Dalam Pencak Silat, baik yang berasal dari Jawa Barat (Ibingan), Jawa Tengah maupun dari Tanah Minang, tampak adanya penggabungan seni tari daerah masing-masing dengan tipu-tipu Pencak Silat, sehingga kita lihat “Kembangan” atau “Ibingan” tadi agak mirip dengan tarian-tarian daerah tersebut di atas (Ingat Jaipongan!). Konon, penyamaran beladiri silat ke dalam seni tari daerah, merupakan suatu upaya para Pendekar di jaman penjajahan untuk melestarikan beladiri silat yang diwarisi dari para guru dan leluhurnya.

Manakah yang disebut “Jurus” atau “Kembangan” itu? Kedua istilah itu merupakan rangkaian gerakan-gerakan beladiri yang disusun sesuai dengan aturan dari aliran atau perguruan silat yang menyusunnya. Di dalamnya tercakup gerakan-gerakan menyerang, menghindar maupun bersikap sesuai dengan ajaran-ajaran perguruan silat masing-masing.
“Seni” ini bagi setiap orang tidaklah sama keindahannya, sebagaimana tidak setiap orang punya penghargaan yang sama terhadap lagu-lagu klasik, pop, rap atau dangdut misalnya.

3. Silat sebagai Alat Bela Diri

Silat sebagai alat bela diri merupakan pengetahuan yang bermutu tinggi. Silat tidak terbatas, baik dalam melakukan serangan, maupun tangkisan. Dari kepala, bahu, siku, lengan, tapak tangan, jari tangan, punggung, pinggang, pantat, paha, lutut, tulang kering, mata kaki, tumit, jari kaki semuanya mendapat jatah latihan secara khusus. Dari ujung kepala sampai dengan ujung kaki dapat digunakan sebagai senjata terdekat dan ampuh. Menurut para ahli, air liur dan rambut pun bisa dipakai sebagai alat bela diri yang efektif.
Silat berusaha memenuhi tuntutan : “Menyerang semaksimal mungkin dengan resiko sekecil mungkin bagi diri sendiri” (bandingkan dengan Ilmu Ekonomi). Singkatnya, dengan apa yang ada kita gunakan untuk membela diri, jadi harus praktis dan ekonomis !

Seorang pesilat diajar dan dilatih menggunakan senjata. Ia harus mengerti sifat-sifat senjata yang paling sederhana, seperti : Pisau, Pedang, Golok dan Toya (istilah silat untuk tongkat panjang yang disesuaikan dengan tinggi pesilat). Kemudian ia pun diberi pengetahuan  tentang senjata-senjata lain. Dari sinilah seorang pesilat mengembangkan pengetahuannya tentang senjata. Mana yang sesuai buat dirinya, serta benda-benda apa saja yang dapat digunakan sebagai senjata saat ia terdesak. Contoh benda-benda yang dapat digunakan sebagai senjata, adalah tas, pasir, penggaris, pensil, sapu tangan, ikat pinggang, bahkan baju atau jacket pun atau buku dapat dipergunakan sebagai senjata “rahasia”.

4. Silat sebagai Alat Untuk Belajar Menguasai Diri

Umumnya, ilmu beladiri yang baik, mendidik murid-muridnya sanggup menguasai diri, menguasai emosinya. Demikian pula silat. Tak heranlah kita membaca atau mendengar ungkapan “Kalahkan dulu dirimu, sebelum mengalahkan orang lain” atau motto dari beladiri Kempo “Kasih sayang tanpa kekuatan adalah kelemahan, kekuatan tanpa kasih sayang adalah kezaliman”. Semua itu menunjukkan pentingnya belajar menguasai diri. Pesilat dilarang untuk bertindak sewenang-wenang. Secara bertahap ia dilatih menguasai hawa nafsunya, karena memang yang paling sulit adalah bagaimana mengajar seseorang mampu menguasai dirinya.

Pesilat yang baik, harus sanggup mengalah kepada lawannya yang nyata-nyata jauh lebih unggul baik teknik dan prestasinya. Ia pantang melayani nafsunya untuk menang dengan berlaku curang! Ia harus berani mengakui kelebihan lawan dan melihat kekurangan dirinya.
Sifat-sifat baik yang diperolehnya dalam mempelajari beladiri silat, diharapkan tidak hanya berlaku di perguruannya saja, melainkan harus dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Semua itu membentuk rasa percaya diri yang tebal dan kepribadian kuat, sehingga segala tekanan dari luar dapat dihadapinya dengan tabah, rendah hati dan damai.

Seorang ahli beladiri yang baik memiliki perasaan yang halus dan rasa perikemanusiaan tinggi. Ia tidak enggan untuk memaafkan seseorang yang telah mengakui dan menyadari kesalahannya.

5. Silat sebagai Alat Untuk Mengasah Kecerdasan

Di sekolah dasar kita diajar berhitung/matematik, di sekolah lanjutan pertama dan sekolah lanjutan atas kita dilatih untuk berpikir lebih kritis, kemudian di perguruan tinggi kita diajar dan dilatih tentang hubungan-hubungan dalam suatu sistem/keseluruhan. Dalam belajar Silat, kita pun diajar dan dilatih berpikir kritis. Tetapi dengan cara yang khas silat. Kita harus memperhitungkan secara matang gerak-gerik lawan dan menjawab serangan lawan dengan reaksi yang cepat dan tepat. Sebab bila kita terlambat sedikit saja, akan fatal akibatnya bagi kita.

Ada beberapa persamaan antara belajar ilmu gaya dan belajar silat. Dalam silat kita memiliki rumus-rumus tertentu untuk menghindar, menyerang atau membalas suatu serangan, sehingga gerakan kita menjadi efektif dan efisien. Ada momen-momen dalam ilmu gaya yang dapat diterapkan dalam ilmu silat. Misalnya, bagaimana kita dapat menghindari serangan berupa pukulan dan tendangan yang lintasannya seperti lingkaran, sehingga kita berada di luar garis singgung lingkaran tersebut. Atau bagaimana kita menghindari serangan yang lintasannya lurus, yakni dengan bergerak sedikit ke samping dengan cara apa pun, sehingga serangan itu berlalu tanpa kita mengeluarkan tenaga banyak (hukum ekonomi).

Pengertian-pengertian ilmiah semacam inilah yang membuat ilmu beladiri silat menjadi menarik untuk dipelajari dan diselami, sebab Ilmu Silat sekaligus mengasah kecerdasan kita.

Unknown

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

Posting Komentar